MAKALAH
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II
“Hormon
Steroid dan Non Steroid”
OLEH KELOMPOK 4
Pembimbing : Yulius B.Korssa,
S.Farm,Apt,M.Si
JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES
KUPANG
2016
1.
Hormon
Steroid
Hormon Steroid
Hormon steroid atau hormon berbasis lipid memasuki sel target
secara langsung melalui membran sel, setelah itu mereka melakukan perjalanan ke
inti dan langsung mempengaruhi ekspresi gen target mereka.
Hormon tipe steroid
adalah semua hormon seks (testosteron,
estrogen dan progestron) dan substansi dari korteks adrenal, seperti kortison,
dan 1,25-dihidroksi-kolekalsiferol atau bentuk vitamin D. Karena steroid semua
merupakan derivat kolesterol, mereka disebut juga sterol. Steroid adalah
jenis lipid yang mengandung empat cincin atom karbon. Steroid dapat bertindak
sebagai hormon dalam tubuh. Dalam artikel ini, Anda akan belajar tentang
struktur dan fungsi yang berbeda dari steroid, termasuk peran penting dari
sebuah steroid disebut kolesterol.
Steroid dapat didefinisikan oleh
struktur kimianya. Kita melihat bahwa steroid adalah senyawa organik yang
mengandung empat cincin atom karbon. Secara khusus, kita melihat bahwa semua
steroid memiliki tiga cincin karbon 6-sisi dan satu cincin karbon 5 sisi.
Namun, steroid yang berbeda memiliki gugus fungsional
yang terpasang berbeda. Kita ingat bahwa gugus fungsional adalah kelompok atom
yang sering kita temukan bersama-sama yang memiliki perilaku tertentu. Ketika
kita menempelkan gugus fungsional yang berbeda dengan cincin steroid dasar,
kita mendapatkan steroid dengan fungsi yang berbeda. Kita akan berbicara
tentang fungsi yang berbeda dari steroid nanti dalam artikel ini.
Tapi pertama-tama, kita menyebutkan
bahwa steroid adalah senyawa organik, dan kita tahu bahwa senyawa organik harus
mengandung karbon. Oleh karena itu, senyawa organik adalah hal-hal seperti
karbohidrat, protein dan lipid. Bahkan, steroid diklasifikasikan dalam kelompok
lipid. Ini agak menarik karena kita melihat bahwa struktur dasar steroid
berbeda sedikit dari lemak yang lain seperti trigliserida atau fosfolipid.
Namun, steroid masih memenuhi
kategori ini karena, seperti lemak lainnya, steroid dibuat sebagian besar dari
atom karbon dan hidrogen dan mereka tidak larut dalam air.
Fungsi Steroid
Ovarium menghasilkan estrogen dan testis menghasilkan
testosteron
Kita melihat bahwa steroid dalam
tubuh dapat bertindak sebagai hormon, dan, karena itu, kehadiran mereka dapat
mempengaruhi beberapa hal dari pertumbuhan Anda ke perkembangan seksual Anda.
Misalnya, hormon steroid yang disekresi oleh testis dan ovarium. Dari testis, kita
melihat testosteron, yang merupakan hormon seks pria yang memandu perkembangan
seksual laki-laki. Dari ovarium, kita melihat estrogen, yang merupakan hormon
seks perempuan yang memandu perkembangan seksual perempuan.
Hormon steroid juga diproduksi oleh korteks
adrenal, yang merupakan bagian terluar dari kelenjar adrenal Anda yang dapat
Anda temukan duduk di atas ginjal Anda. Kortisol adalah salah satu yang penting
dari korteks adrenal hormon steroid, dan mengatur metabolisme karbohidrat dan
memiliki efek anti-inflamasi pada tubuh. Aldosteron adalah hormon steroid lain
yang berasal dari korteks adrenal. Ini membantu menjaga tekanan darah dan
mengatur keseimbangan garam dan air dalam tubuh Anda. Kolesterol
Jadi, kita melihat bahwa hormon
steroid mengontrol banyak fungsi vital dalam tubuh Anda. Tentu saja, kita tidak
akan memiliki ini atau steroid jika kita tidak memiliki kolesterol. Bisa
dikatakan bahwa molekul steroid yang paling penting dalam tubuh Anda adalah
kolesterol, karena kolesterol adalah senyawa induk dari mana steroid berasal.
Hal ini pada dasarnya adalah prekursor untuk hormon steroid dan steroid
lainnya. Kita melihat, dengan melihat struktur kolesterol bahwa itu adalah
steroid, karena memiliki empat cincin atom karbon. Melekat pada cincin, kita
melihat ekor hidrokarbon dan gugus hidroksil. Kolesterol adalah steroid
27-karbon dan memiliki rumus molekul C27H45OH.
Hormon steroid dalam
sirkulasi berada dalam bentuk ikatan dengan protein yang spesifik. Hormon yang
terikat oleh protein tidak menembus membran plasma sel. Hampir 70% testosteron
dan estradiol dalam sirkulasi terikat dengan globulin β yang dikenal sebagai SHBG-sex
hormon – binding globulin. 30% berada dalam ikatan yang longgar dengan albumin
dan sebagian kecil ( 1 – 2 % ) dalam keadaan bebas dan dapat masuk kedalam sel.
Sintesis SHBG akan meningkat pada kehamilan, hiperestrogenemia dan
hipertiroidisme. Androgen, progestin, hormon pertumbuhan dan kortikoid akan
menurunkan sintesa SHBG. Perubahan konsentrasi SHBG akan mempengaruhi jumlah
steroid dalam sirkulasi yang bebas dan tidak terikat sehingga mempengaruhi
kerja biologis steroid dengan mengubah jumlah steroid yang bebas masuk kedalam
sel.
Metabolisme Steroid
Kecuali progestin,
androgen adalah prekursor obligat dari semua hormon steroid sehingga androgen
dibuat di seluruh jaringan penghasil steroid termasuk testis, ovarium dan
kelenjar adrenal. Androgen utama dalam sirkulasi pada pria adalah testosteron
yang diproduksi testis. Kerja hormonal androgen dihasilkan secara langsung
melalui pengikatan ke reseptor androgen atau secara tidak langsung setelah
konversi menjadi DHT-dihydrotestosteron dalam jaringan target. Testosteron
berkeja pada saluran genitalia interna janin laki laki dan otot untuk memacu
pertumbuhan. Pada pria dewasa, DHT bekerja secara lokal untuk mempertahankan
maskulinisasi genitalia eksterna dan cic seksual sekunder seperti rambut wajah
dan pubis.
Jenis androgen lain pada pria adalah : androstenedione, androstenediol, dehidroepiandrosterone (DHEA) dan dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA-S).
Semua jenis androgen dijumpai dalam sirkulasi wanita, kecuali androstenedione, konsentrasi androgen pada wanita lebih sedikit dibanding pada pria. Androstenedione pada wanita berperan sebagai prohormon dan dikonversi dalam jaringan target menjadi
Jenis androgen lain pada pria adalah : androstenedione, androstenediol, dehidroepiandrosterone (DHEA) dan dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA-S).
Semua jenis androgen dijumpai dalam sirkulasi wanita, kecuali androstenedione, konsentrasi androgen pada wanita lebih sedikit dibanding pada pria. Androstenedione pada wanita berperan sebagai prohormon dan dikonversi dalam jaringan target menjadi
testosteron, estron dan estradiol.
Estradiol (E2)
adalah estrogen utama yang disekresi ovarium. Estron (E1 ) juga di
sekresi oleh ovarium dalam jumlah banyak. Estriol ( E3) tidak
dihasilkan oleh ovarium namun diproduksi dari estradiol dan estron di jaringan
perifer, dari androgen plasenta ; estriol diperkirakan adalah metabolit kurang
aktif dari estrogen.
Kelenjar adrenal merupakan sumber utama steroid seks pada pria dan wanita. Androgen adrenal berperan penting pada wanita pasca menopause.
Progestin dalam sirkulasi yang paling banyak adalah progesteron. Progesteron dihasilkan oleh ovarium,testis, plasenta dan kelenjar adrenal. 17-hidroksiprogesteron dari adrenal dan ovarium adalah jenis yang paling banyak dijumpai dalam sirkulasi
Kelenjar adrenal merupakan sumber utama steroid seks pada pria dan wanita. Androgen adrenal berperan penting pada wanita pasca menopause.
Progestin dalam sirkulasi yang paling banyak adalah progesteron. Progesteron dihasilkan oleh ovarium,testis, plasenta dan kelenjar adrenal. 17-hidroksiprogesteron dari adrenal dan ovarium adalah jenis yang paling banyak dijumpai dalam sirkulasi
Mekanisme
Kerja Hormon Steroid
Hormon steroid bekerja melalui satu mekanisme dasar : penyatuan hasil
sintesis protein yang baru diinduksi oleh hormon steroid dengan sel target. Setelah hormon steroid di sekresi oleh kelenjar
endokrin, 95 - 98% akan berada dalam sirkulasi atau terikat dengan protein
transpor yang spesifik. 2 – 5% sisanya bebas berdifusi ke dalam semua sel.
Setelah berada dalam sel, steroid hanya dapat menghasilkan respon dalam sel yang
memiliki reseptor intraseluler yang spesifik untuk hormon yang bersangkutan.
Ikatan antara hormon dengan reseptor yang spesifik merupakan kunci untuk kerja
hormon pada jaringan target. Dengan demikian maka :
1.
Reseptor estrogen dapat ditemukan dalam otak dan sel
target spesifik untuk reproduksi wanita seperti uterus dan payudara.
2.
Folikel rambut pada wajah, jaringan erektil pada penis
mengandung reseptor androgen
3.
Reseptor glukokortikoid dijumpai pada semua sel oleh
karena glukokortikoid diperlukan untuk mengatur fungsi umum seperti metabolisme
dan stres
Steroid merupakan senyawa
organik dari lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dari hasil
reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok senyawa
yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh (bahasa Inggris: saturated
tetracyclic hydrocarbon : 1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom
karbon dan 4 cincin. Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya
kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen, androgen, Glikokortikoid,
mineralkortikoid. Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid
mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga
cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang
satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh
ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
Untuk senyawa yang termasuk steroid akan di bahas
lebih lanjut berikut ini.
Estrogen
Estrogen (estrogen) adalah
sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormone seks wanita.
Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih
tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan
mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti payudara, dan
juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid.
Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan
beberapa efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur, dan
kecemasan yang berlebihan.
Hormon
estrogen adalah hormon seks yang diproduksi oleh rahim untuk merangsang
pertumbuhan organ seks, seperti; payudara dan rambut pubik; mengatur siklus
menstruasi. Hormon estrogen juga menjaga kondisi kesehatan dan elastisitas
dinding vagina, serta memicu produksi cairan vagina. Mereka juga berperan
menjaga tekstur dan fungsi payudara(guyton, 2009).
Pada
perempuan hamil, hormon estrogen membuat puting payudara membesar, dan
merangsang pertumbuhan kelenjar ASI. Selain itu, hormon estrogen juga
memperkuat dinding rahim saat terjadi kontraksi menjelang persalinan. Namun,
hormon estrogen juga akan melunakkan jaringan-jaringan tubuh, sehingga jaringan
ikat dan sendi-sendi tubuh menjadi lemah (tidak kuat menyangga tubuh untuk
sementara waktu). Akibatnya ibu hamil sering mengalami sakit punggung.
Tiga jenis
estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah estradiol
estriol dan estron. Sejak menarche sampai menapause estrogen utama adalah17β-estradiol.
Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dari androgen dengan
bantuan enzim. Estradiol dibuat dari testosteron, sedangkan estron dibuat dari
androstenadion. Estron bersifat lebih lemah daripada estradiol, dan pada wanita
pascamenopause estron ditemukan lebih banyak daripada estradiol. Berbagai zat
alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip estrogen]. Zat buatan yang bersifat seperti
estrogen disebut xenoestrogen, sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang
memiliki aktivitas seperti estrogen disebut fitoestrogen.
Terpapar
hormon estrogen berlebihan dan kumulatif, dianggap dapat meningkatkan risiko
terkena kanker payudara(Sheehan,2001) Mekanisme klasik estrogen akan
berpengaruh terhadap laju lintasan mitosis dan apoptosis dan menjadi risiko
kanker payudara dengan memengaruhi pertumbuhan jaringan epitelial. Laju
proliferasi yang sangat cepat akan membuat sel menjadi rentan terhadap
kesalahan genetika pada proses replica DNA oleh senyawa spesi oksigen reaktif
yang teraktivasi oleh metabolit estrogen.
Progesteron
Progesteron merupakan hormon dari golongan steroid yang berpengaruh pada
siklus menstruasi perempuan, kehamilan dan embriogenesis. Progesteron
tergolong kelompok hormon progestogen, dan merupakan hormon progestogen yang
banyak terdapat secara alami. Hormon ini merupakan bentukan dari pregnenolon
yang dihasilkan oleh kelenjar dan berasal dari kolesterol darah.
Progesteron bertanggung jawab pada perubahan endometrium pada paruh kedua
siklus mestruasi dan perubahan siklik dalam serviks serta vagina. Progesteron
menyiapkan lapisan uterus (endometrium) untuk penempatan telur yang telah
dibuahi dan perkembangannya, dan mempertahankan uterus selama kehamilan.
Progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium,
terutama dari korpus luteum pada fase luteal atau sekretoris siklus haid.
Selain itu, hormon ini juga disintesis di korteks adrenal, testis dan plasenta.
Sintesis dan sekresinya dirangsang oleh LH. Pada pertengahan fase luteal
kadarnya mencapai puncak kemudian akan menurun dan mencapai kadar paling rendah
pada akhir siklus haid, yang diakhiri dengan perdarahan haid. Bila terjadi
konsepsi, implantasi terjadi 7 hari setelah fertilisasi dan segera terjadi
perkembangan trofoblas yang mengeluarkan hormon gonadotropin korion ke dalam
sirkulasi.
Hormon ini akan ditemukan di urin beberapa hari
sebelum taksiran waktu perdarahan haid yang berikutnya. Pada bulan pertama
kehamilan fungsi korpus luteum akan dipertahankan dan hormon gonadotropin akan
terus disekresi sampai akhir kehamilan trimester I. Pada bulan kedua dan ketiga
plasenta yang sedang tumbuh mulai mensekresi estrogen dan progesteron, mulai
saat ini sampai partus,korpus luteum tidak diperlukan lagi. Sekresi progesteron
selama fase folikuler hanya beberapa milligram sehari, kemudian kecepatan
sekresi ini terus meningkat menjadi 10 sampai 20 mg pada fase luteal sampai
beberapa ratus milligram pada akhir masa kehamilan. Pada pria sekresi ini hanya
mencapai 1-5 mg sehari, dan nilai ini kira-kira sama dengan wanita pada fase
folikuler.
Progesteron dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Progesteron alami : Homon steroid
21-karbon yang diproduksi oleh korpus luteum dan plasenta. Menyebabkan
perubahan sekresi pada fase poliferatif endometrium. Perubahan ini sangat
penting pada awal kehamilan.
2.
Progesteron sintetis : Efek hormon
sintetis mirip dengan progesteron alami. Sebagaian besar efek biologisnya
bergantung pada interaksi dengan estrogen (Buku Saku Ilmu Kandungan, 2003)
Bagaimana dan dari
manakah sebenarnya hormon Progesteron itu dihasilkan, berikut adalah uraiannya.
Sistem hormonal yang
mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1.
FSH-RH
(follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2.
LH-RH
(luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus
untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3.
PIH
(prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin
Baik
FSH dan LH merangsang sel target ovarium dengan cara berkombinasi dengan
reseptor FSH dan LH yang sangat spesifik pada membran sel. Reseptor yang
diaktifkan selanjutnya akan meningkatkan laju kecepatan sekresi dari sel-sel
ini sekaligus pertumbuhan dan proliferasi sel. Hampir semua efek perangsangan
ini dihasilkan dari pengaktifan sistem second messenger siklus adenosin
monofosfat dalam sitoplasma sel, yang selanjutnya menyebabkan pembentukan
protein kinase dan kemudian berbagai fosforilasi dari enzim-enzim kunci yang
membangkitkan banyak fungsi intraselular.
Progesteron
juga merupakan salah satu steroid yang disintesis didalam ovarium terutama dari
kolesterol yang berasal dari darah. Walaupun dalam jumlah kecil hormon
progresteron ini juga diperoleh dari asetil koenzim A, yaitu suatu multipel
yang dapat berkombinasi untuk membentuk inti steroid yang tepat. Selama
sintesis, progesteron dan hormon kelamin pria, testosteron akan disintesis
pertama kali, baru kemudian salama fase folikular dari siklus ovarium, sebelum
kedua hormon ini dikeluarkan dari ovarium, hampir semua testosteron dan
sebagian besar progesteron akan diubah menjadi esterogen oleh sel-sel
granulosa. Setelah terbentuk sel-sel granulosa kemudian progresteron dan
esterogen ditransfor dalam sitoplasma darah
terutama berikatan dengan albumin plasma dan globulin khusus pengikat
esterogen dan progresteron. Dalam waktu 30 menit progesteron disekresi, yang
kemudian berdegradasi menjadi steroid lain yang tidak mempunyai efek progresterionik. Sedangkan
hasil akhir dari degradasi progesteron sendiri yaitu pregnanediol dan disekresi
dalam urin.
Fungsi Hormon Progesteron :
Jenis
hormon kelamin ovarium adalah estrogen dan progrestin. Sejauh ini hormon yang
paling penting dari esterogen adalah hormon estradiol dan yang paling penting
dari progestin adalah progresteron.
Estrogen terutama meningkatkan poliferasi dan pertumbuhan sel-sel khusus di
dalam tubuh dan berperan dalam perkembangan sebagian besar karakteristik
kelamin sekunder pria. Sebaliknya,
progrestin hampir berkaitan seluruhnya dengan persiapan akir dari uterus untuk
menerima kehamilan dan persiapan.
Fungsi Hormon Progesteron
pada Uterus :
Sejauh ini fungsi
progesteron yang paling penting adalah untuk meningkatkan perubahan sekresi
pada endometrium uterus selama separuh terakir siklus seksual bulanan wanita,
atau untuk mempersiapkan uterus untuk menerima ovum yang akan dibuahi. Selain
itu progresteron juga berfungsi mengurangi frekuensi dan intensitas kontraksi
uterus untuk mencegah terlepasnya ovum yang sudah berimplantasi.
Fungsi Progresteron pada
Tuba Fallopi :
Progresteron disini
berfungsi untuk meningkatkan sekresi pada mukosa yang melapisi tuba fallopil. Sekresi ini dibutuhkan untuk
menutrisi ovum yang telah dibuahi, yang sedang membelah, sewaktu ovum berjalan
dalam tuba fallopi sebelum berimplantasi.
Fungsi Progresteron pada
Payudara :
Hormon progresteron ini
berkerja meningkatkan perkembangan lobulus dan alveoli kelenjar payudara,
mengakibatkan sel-sel alveolar berproliferasi, membesar, dan menjadi bersifat
sekretoris. Akan tetapi, progresteron tidak menyebabkan alveoli benar-benar
mensekresi air susu, karena air susu
disekresi hanya sesudah payudara yang siap dirangsang (biasanya pada masa
kehamilan) oleh prolaktin dari hipofisis
anterior.
Progesteron juga dapat
mengakibatkan payudara membengkak, hal ini terjadi karena timbulnya sekresi dari lobulus dan alveoli, selain itu
karena terjadinya peningkatan cairan pada
jaringan subkutan.
Fungsi
Progresteron pada Keseimbangan Elektrolit :
Progresteron dalam jumlah besar dapat meningkatkan
reabsorpsi natrium, klorida, dan air dalam tubulus distal ginjal. Namun
progresteron lebih sering menyebabkan peningkatan ekskresi natrium dan air.
Androgen
Hormon androgen seperti testosteron
dan dihidrotestosteron terutama dihasilkan Hormon androgen oleh testis, dan dalam jumlah yang lebih
kecil oleh korteks adrenalin dan ovarium. Pada laki-laki, hormon androgen
mempunyai fungsi fisiologis seperti :
1. mengontrol
perkembangan dan pemeliharaan organ kelamin
2. mempengaruhi
kemampuan penampilan seksual
3. pertumbuhan
tulang rangka dan otot rangka
4. merangsang
perkembangan masa pubertas
Penggunaan
utama hormon androgen yaitu :
1. Pengobatan
keadaan ketidakcukupan hormon pada laki-laki (hipogonadisme, hipopituitarisme)
2. Impotensi
3. Osteoporosis
4. Tumor
payudara
5. Sebagai
anabolik steroid untuk meningkatkan pertumbuhan (pada anak-anak) karena
mempercepat anabolisme protein.
6. Merangsang
hematopoiesis untuk pengobatan anemia
Kadang dalam
dosis rendah digunakan untuk pengobatan dismonerhu, menghambat laktasi dan
pengobatan frigiditas pada wanita. Penggunaan hormon androgen sebagai anabolik
sering disalahgunakan, misal untuk doping bagi olahragawan.
Efek samping
yang ditimbulkan oleh hormon androgen antara lain kelaki-lakian, tumbuh rambut
sekunder, mual, berjerawat, hiperkalsemia, gangguan fungsi hati, sembab, dan
gangguan siklus menstruasi (pada wanita).
Mekanisme kerja
hormon androgen :
Hormon androgen
dapat meningkatkan transkripsi dan atau translasi RNA khas pada biosintesis protein.
Testosteron oleh enzim 5α-reduktase diubah menjadi 5α-dehidrotestosteron dan
bentuk aktif ini dpat mengikat reseptor khas yang terdapat pada testis,
prostat, hipofisis dan hipotalamus. Pengikatan ini menyebabkan perubahan
konformasi dan menimbulkan pengaktifan kompleks androgen-reseptor.
Berdasarkan
aktivitasnya, hormon androgen dibagi menjadi dua :
1. Senyawa
androgenik
Contoh : testosteron,
metiltestosteron, fluoksimesteron, mesterolon, dan
metandrostenolon.
a) Metiltestosteron,
dalam sediaan sering dikombinasi dengan vitamin (Androtol, Neo- testophos,
Hormovition), untuk pengobatan impotensi pada laki-laki. Dosis oral: 5mgdd.
b) Testosteron
enantat (Testoviron-Depot), merupakan obat terpilih untuk hipogonadisme, dan
untuk pengembangan atau memelihara karakteristik seksual sekunder pada pria
yang kekurangan androgen. Testosteron enantatmerupakan pra-obat dengan masa
kerja panjang. Di tubuh obat terhidrolisis secara perlahan-lahan melepaskan
testosteron aktif. Kadar darah tertinggi dicapai 2-3 hari setelah pemberian
intramaskuler. Dosis I.M :200mg,tapi 2 minggu atau 400mg tiap 1 bulan.
Testosteron propionat, mempunyai awal kerja lebih cepat dengan masa kerja yang
lebih pendek dibandingkan ester-ester testosteron lain. Dosis I.M :25mg 3 kali
per minggu.
c) Fluoksimesteron
(Halotestin), merupakan androgen dengan aktifitas tinggi,5-10 kali lebih aktif
dibanding testosteron. Dapat diberikan secara oral, terutama digunakan untuk
pria yang kekurangan androgen. Dosis oral :2-10 per hari.
d) Mesterolon
(proviron), merupakan androgen yang dapat digunakan secara oral. Dosis oral
awal :25mg 3 dd, untuk pemeliharaan : 25mg 1 dd.
e) Metandrostenoton
(neo Androgen yang digunakan untuk pengobatan osteoporosis, terutama pada
wanita setelah menopause, sering pula digunakan sebagai anabolik untuk hewan.
Dosis oral 2,5mg 1 dd.
2.
Senyawa anabolic
Contoh
: oksimetolon, stanozolol, nandrolon, dan etilestrenol
a) Etilestrenol
(argabolin), selain sebagai anabolik juga digunakan untuk pengobatan penyakit
debil yang kronik pada usia lanjut. Dosis oral :2mg 1-2 dd.
b) Nandrolon
fenilpropianot (durabolin), digunakan untuk anabolik pada anak-anak, pengobatan
osteoporosis dan penyakit debil yang kronik. Dosis I.M : 25-50mg, setiap
minggu. Nandrolon dekanoat (Deca-durabolin), dosis I.M : 50-100mg setiap 2-4
minggu.
c) Stanozol
(Winstrol), merupakan anabolik yang kuat dan dapat diberikan secara oral.
Anabolik ini sering disalahgunakan sebagai doping. Dosis oral : 2 mg 3 dd.
Contoh hormon androgen untuk
penggunaan lain-lain :
a)
Tibolon (Livial), digunakan untuk pengobataan gejala
pasca menopause. Dosis oral : 2,5mg 1 dd.
b)
Danazol (Azol, danocrine), senyawa androgen dengan
efek yang relatif lemah untuk memperkecil efek samping dosis oral untuk
pengobatan endometriosis: 200mg 2 dd
2. Hormon Non
Steroid
A.
Hormon Insulin
Istilah hormon
pertama kali didefinisikan oleh Ernest H.Starling. Starling
menggunakannya untuk mendeskripsikan zat kimia yang disekresikan secara
langsung ke dalam darah oleh kelenjar tanpa duktus dalam mencapai tujuannya.
Hormon adalah suatu zat kimia yang dibebaskan kedalam
darah oleh satu organ dan dibawa ke bagian lain tubuh dimana ia akan memberikan
respon tertentu pada jaringan tertentu pula. Walaupun hormon di dalam darah dapat mencapai seluruh sel dalam tubuh,
mereka hanya akan memberikan efek pada sel-sel spesifik yang disebut sel
target. Suatu sel target memiliki molekul protein spesifik yang berperan
sebagai reseptor untuk tempat melekatnya hormon. Setiap tipe sel memiliki set
protein yang berbeda, sehingga tanpa molekul yang tepat ia tidak dapat
berikatan dengan hormon.
Hormon
bekerja dengan mengikat reseptor protein baik di dalam sel target atau pada
membran plasma mereka. Pengikatan hormon steroid membentuk kompleks
hormon-reseptor yang mempengaruhi ekspresi gen dalam inti sel target.
Pengikatan hormon
non-steroid mengaktifkan messenger kedua yang mempengaruhi proses dalam sel
target.
Hormon dapat
dibagi menjadi dua kelompok: Steroid
dan nonsteroid. Hormon tipe steroid adalah semua hormon seks (testosteron, estrogen dan progestron) dan substansi
dari korteks adrenal, seperti kortison, dan 1,25-dihidroksi-kolekalsiferol atau
bentuk vitamin D. Karena steroid semua merupakan derivat kolesterol, mereka
disebut juga sterol.
Perbedaan antara kolestrol
dan steroid terletak pada rantai samping yang berikatan dengan struktur empat cincin
dasar.
Hormon nonsteroid termasuk
protein seperti hormon insulin
dan hormon tumbuh. Mereka
termasuk molekul yang disebut amin, seperti hormon tiroid, yang
merupakan asam amino yang termodifikasi. Protein dan molekul amin merupakan
molekul polar dan larut dalam air. Oleh karena itu, hormon nonsteroid dapat
dengan mudah masuk dan dibawa oleh plasma darah namun tak dapat melewati
membran sel lipid dalam perjalanannya masuk keluar sel.
Hormon bergerak
dan disalurkan oleh tubuh melalui aliran darah dan bekerja pada sel target
serta proses kerjanya yang umumnya lebih lambat dari sistem saraf.
FUNGSI SISTEM HORMON
1.
Respon thd stres dan cedera
2.
Pertumbuhan dan perkembangan
3.
Reproduksi
4.
Metabolisme energi
5.
Metabolisme cairan dan elektrolit
6.
Respon kekebalan tubuh
KARAKTERISTIK HORMON
1.
Disekresi dalam jumlah kecil
2.
Pelepasan pulsatif dalam irama sirkadian (pagi tinggi
→ siang rendah → sore tinggi → malam rendah)
3.
Bekerja sesuai respon fisiologi
4.
Sebagian besar dinonaktifkan dalam hati dan diekskresi
dalam urine
MEKANISME KERJA HORMON:
Melibatkan reseptor:
1. Hormon steroid reseptor di sitosol dan nukleus
2. Hormon non
steroid reseptor di membran sel
HORMON NON STEROID
1.
Mengandung satu atau lebih gugus asam amino, satu
ataulebih rantai peptida
2.
Hormon glikoprotein hormon protein yang mengandunggugus
karbohidrat (contoh: hormon hipofise anterior)
3.
Fungsi: bermacam-macam, mulai dari yang spesifik
hanyauntuk satu jaringan target saja hingga yang mempengaruhiseluruh tubuh
secara umum (target sangat luas).
Hormon non-steroid terbuat dari asam amino. Mereka
tidak larut dalam lemak, sehingga mereka tidak dapat berdifusi melintasi
membran plasma sel target. Sebaliknya, hormon non-steroid berikatan dengan
reseptor pada membran sel (lihat Gambar di bawah). Pengikatan hormon memicu
enzim dalam membran sel. Enzim mengaktifkan molekul lain, yang disebut pesan
kedua, yang mempengaruhi proses dalam sel. Kebanyakan hormon endokrin adalah
hormon non-steroid, termasuk hormon insulin dan tiroid.
Hormon oleh sistem endokrin diatur
terutama melalui umpan balik negatif. Dalam umpan balik negatif, peningkatan
aktivitas hormon menyebabkan penurunan dalam produksi hormon. Dalam umpan balik
positif, peningkatan aktivitas hormon menyebabkan peningkatan produksi hormon.
Hormon disekresikan oleh dua jenis kelenjar yaitu kelenjar eksokrin dan
kelenjar endokrin. Kelenjar eksokrin termasuk kelenjar tertentu seperti
keringat, ludah, pankreas dan kelenjar susu. Sebaliknya, kelenjar endokrin
tidak memiliki saluran dan melepaskan sekresinya langsung ke dalam cairan antar
sel atau ke dalam darah. Contoh kelenjar endokrin adalah hipofisis , tiroid,
paratiroid, adrenal , pankreas dan organ reproduksi.
Contoh dari Hormon Non Steroid :
1.
Hormon Insulin
Insulin adalah
sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat.
Selain merupakan "efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat,
hormon ini juga ambil bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida)
dan protein – hormon ini bersifat anabolik yang artinya
meningkatkan penggunaan protein. Hormon tersebut juga memengaruhi jaringan
tubuh lainnya.
Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari
sirkulasi darah melalui transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4 dan
menyimpannya sebagai glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber
energi. Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh
akan mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa
jenis diabetes mellitus. Pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 bergantung
pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah kulit/subkutan) untuk keselamatannya
karena kekurangan absolut hormon tersebut; pasien dengan diabetes mellitus tipe
2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal insulin, dan kadang
kala membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur
kadar glukosa darah.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas, sebuah
organ di samping lambung. Hormon ini melekatkan dirinya pada reseptor-reseptor
yang ada pada dinding sel. Insulin bertugas untuk membuka reseptor pada dinding
sel agar glukosa memasuki sel. Lalu sel-sel tersebut mengubah glukosa menjadi
energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktivitas. Dengan kata lain,
insulin membantu menyalurkan gula ke dalam sel agar diubah menjadi energi. Jika
jumlah insulin tidak cukup, maka terjadi penimbunan gula dalam darah sehingga
menyebabkan diabetes.
2.
Glukagon
a.
Pengertian
Glukagon
adalah antagonis dari insulin: yang disekresi pada saat kadar gula darah dalam
darah rendah. Pada prinsipnya menaikkan kadar gula di dalam darah. Dia
diproduksi di sel alpha dari pankreas. Glukagon melewati dalam proses
sintesenya yang disebut sebagai limited proteolyse, yang artinya
molekul glucagon berasal dari prohormon yang lebih tepatnya disebut sebagai prohormon.
Gen untuk glukagon selain di pankreas juga terdapat di otak dan sel enteroendokrin
L di sistem pencernaan (Ileum
dan Kolon).
Glukagon adalah
sebuah hormon yang dikeluarkan oleh pulau Langerhans di pankreas, yang
meningkatkan konsentrasi glukosa dalam darah dengan merangsang pemecahan
metabolisme glikogen. Fungsi glukogan bertentangan dengan fungsi insulin.
Glukagon
juga hormon yang terlibat dalam
mengendalikan gula darah (glukosa) tingkat. [Hal ini disekresikan ke dalam
aliran darah oleh sel-sel alfa, ditemukan di pulau Langerhans, di pankreas.
Sel-sel alfa glukagon mensekresi
mengelilingi inti sel beta penghasil insulin mensekresi, yang mencerminkan
hubungan yang erat antara kedua hormon.
Peran glukagon dalam tubuh adalah
untuk mencegah kadar glukosa darah turun terlalu rendah. Untuk melakukan hal
ini, ia bertindak pada hati dalam beberapa cara:
Ini merangsang konversi glikogen
yang tersimpan (disimpan dalam hati) menjadi glukosa yang dapat dilepaskan ke
dalam aliran darah. Proses ini disebut glikogenolisis.
Hal
ini mendorong produksi glukosa dari molekul asam amino. Proses ini disebut
glukoneogenesis.
Ini mengurangi konsumsi glukosa oleh
hati sehingga banyak glukosa mungkin dapat disekresikan ke dalam aliran darah
untuk mempertahankan kadar glukosa darah.
Glukagon juga bekerja pada jaringan
adiposa untuk merangsang pemecahan
Simpanan lemak ke dalam aliran
darah.
Glukagon dikendalikan dengan cara :
Glukagon bekerja bersama dengan
hormon insulin untuk mengontrol kadar gula darah dan menjaga mereka dalam
tingkat yang ditetapkan. Glukagon dilepaskan untuk menghentikan kadar gula
darah turun terlalu rendah, sementara insulin dilepaskan untuk menghentikan
kadar gula darah naik terlalu tinggi.
Pelepasan
glukagon dirangsang oleh glukosa darah rendah (hipoglikemia), protein yang kaya
makanan dan adrenalin (hormon penting lainnya untuk memerangi glukosa rendah).
Pelepasan glukagon dicegah oleh glukosa darah dan mengangkat karbohidrat dalam
makanan, terdeteksi oleh sel-sel di pankreas.
Dalam jangka panjang, glukagon
sangat penting untuk respon tubuh terhadap kekurangan makanan. Misalnya,
mendorong penggunaan lemak yang tersimpan untuk energi dalam rangka
melestarikan terbatasnya pasokan glukosa.
b.
Struktur:
Struktur
primer dari Glukagon adalah yang terdiri dari 29 asam amino
dan mempunyai massa molekul 3483 Da.
His-Ser-Gln-Gly-Thr-Phe-Thr-Ser-Asp-Tyr-Ser-Lys-Tyr-Leu-Asp-Ser-Arg-Arg-Ala-Gln-Asp-Phe-Val-Gln-Trp-Leu-Met-Asn-Thr.
c.
Regulasi
1. Stimulus
sekresi
glukagon adalah kondisi hipoglisemia
atau jika konsentrasi asam amino
turun di dalam darah setelah konsumsi makanan yang kaya protein.
Walaupun begitu konsumsi makanan yang kaya mengandung protein tidak hanya
menstimulasi pengeluaran hormon glukagon tetapi juga hormon insulin. Hormon
neurotransmiter
sistem saraf autonom seperti Asetilkolin
dan Adrenalin
lewat pencerap ß2 juga menstimulasi
pengeluaran hormon glukagon.
Selain
itu juga sederetan hormon berikut yang diciptakan di sistem pencernaan
Gastrin,
CCK, GIP,
GH.
2. Inhibitor
atau yang menghambat sekresi glukagon adalah kondisi hiperglisemia
atau jika konsentrasi gula darah naik. Selanjutnya juga hormon insulin yang
adalah antagonisnya, GHIH,
GLP-1,
GABA,
Sekretin, dan waktu makan yang kaya
kandungan karbohidrat
3. Efek
Glucagon mempunyai efek yang
berlawanan dengan insulin, yakni :
d. NaCl-, Kalsium-, dan Magnesiumresorption. Ini terjadi di bagian yang naik dan gemuk dari Henle
tubulus yakni
ginjal.
Apabila hormon glukagon diikat pada sebuah
reseptor
(hormon-Reseptor komplex), maka dia mengakibatkan kenaikan konsentrasi cAMP atau second messenger di dalam sel reseptor.
Di jaringan lemak lemak akan diuraikan lewat enzym lipase
akan menjadi Gliserol
selanjutnya dibawa ke hati untuk Glukoneogenesis. Di adypozyt atau sel lemak Adrenalin
atau Noradrenalin juga menstimulasi
lipolisis lewat ß3 reseptor. Pada individu yang kekurangan hormon insulin
seperti pada keadaan lapar
atau Diabetes militus jaringan lemak menjadi
lebih sensitif dengan rangsangan adrenerge-noradrenerg hormon dan juga hormon cortisol. Artinya jaringan lemak
mengekspresikan rezeptor ß3 lebih banyak di permukaan selnya begitu pula dengan
reseptor buat hormon cortisol. Logikanya adalah lemak merupakan sumber energi
penting bagi individu dalam keadaan lapar atau diabetes militus, jika tubuh
tidak dapat menghasilkan energi dari glukosa.